Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Legenda Goa Kiskendo Kulon Progo

Legenda Goa Kiskendo Kulon Progo merupakan legenda atau mitos yang berkembang di wisata alam Goa Kiskendo yang terletak di desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, kabupaten Kulon Progo. Legenda ini menceritakan antara pertarungan Subali Sugriwa dengan Mahesa Sura dan Lembu Sura.
Ukiran cerita  pada tembok Goa Kiskendo 

Pada suatu hari di Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, terdapat sebuah gua bernama Kiskenda. Gua tersebut merupakan istana kerajaan dua makhluk kakak beradik yang bernama Mahesa Sura dan Lembu Sura. Mereka adalah pemimpin berbagai macam binatang buas di daerah itu. Keduanya memiliki tubuh yang tinggi dan besar, berbadan manusia, tapi berkepala binatang. Kakak beradik itu juga memiliki kesaktian yang luar biasa. Konon, jika salah seorang di antara mereka yang meninggal, ia dapat hidup kembali setelah tubuhnya dilangkahi oleh saudaranya yang hidup.
Pada suatu malam, Mahesa Sura bermimpi sedang bersanding di pelaminan bersama Dewi Tara, putri Sang Bathara Indra dari Kahyangan. Keesokan hari, Mahase Sura bermaksud mewujudkan mimpi itu. Ia pun meminta adiknya, Mahesa Lembu, untuk melamar Dewi Tara di Negeri Kahyangan. Betapa terkejut Lembu Sura saat mendengar permintaan kakaknya itu.
“Jangan, Kanda! Dewi Tara adalah bidadari yang paling cantik di Kahyangan. Bagaimana mungkin dewa-dewa akan menerima lamaran makhluk seperti kita ini. Sebaiknya, urungkanlah niat Kanda itu!” ujar Lembu Sura.
“Tidak, Adikku! Mereka pasti takut menolak lamaranku karena akulah yang paling sakti di Jagat Raya ini,” kata Mahase Sura dengan sombong.
Mendengar tekad kuat kakaknya itu, Lembu Sura terpaksa berangkat ke Kahyangan untuk melamar Dewi Tara. Benar apa yang dikatakan Lembu Sura. Setibanya di Kahyangan, lamaran kakaknya langsung ditolak oleh para dewa. Akhirnya Lembu Sura kembali ke bumi tanpa membawa hasil. Alangkah marah Mahesa Sura saat mendengar kabar buruk tersebut. Ia tidak bisa menerima penolakan itu.
“Kurang ajar! Para dewa itu telah menghinaku. Mereka harus diberi pelajaran,” ujar Mahasa Sura dengan geram.
Pada saat itu pula Mahesa Sura mengajak adiknya untuk menyerang Negeri Kahyangan. Begitu tiba di Kahyangan, mereka langsung mengamuk. Tak satu pun dari para dewa yang mampu mencegah perbuatan biadab kakak beradik itu karena kesaktian mereka yang luar biasa. Setelah menghacurkan seluruh isi Kahyangan, Mahesa Sura membawa Dewi Tara ke bumi untuk dinikahi.
Sementara itu, para dewa segera bermusyawarah untuk mencari cara agar dapat menumpas Mahesa Sura dan Lembu Sura serta membawa Dewi Tara kembali ke Kahyangan. Akhirnya, mereka bersepakat untuk menggunakan kesaktian kadewatan yang bernama Aji Pancasona. Menurut mereka, hanya itulah satu-satunya cara yang dapat mengalahkan Mahesa Sura dan adiknya. Namun, kesaktian yang maha dahsyat itu hanya bisa digunakan oleh orang yang berhati luhur, suci, dan mampu mengendalikan nafsu sehingga ajian itu tidak digunakan secara sewenang-wenang.
Setelah bermusyawarah, para dewa bersepakat untuk menyerahkan kesaktian Aji Pancasona tersebut kepada seorang pertapa bernama Subali. Ia adalah putra Resi Gotama yang sedang bertapa di Suryapringga. Sudah bertahun-tahun Subali bertapa di tempat itu dengan cara mematikan seluruh raga dan memusatkan seluruh pancaran jiwanya kepada sang Pencipta untuk memohon ampunan atas segala perbuatannya.
Dalam keadaan konsentrasi penuh, tiba-tiba Subali terbangun dari pertapaan karena kedatangan Bathara Guru bersama Bathara Narada dan para dewa untuk menemuinya.
“Wahai, Subali! Aku akan memenuhi segala permohonanmu, tapi dengan syarat terlebih dahulu kamu harus menumpas angkara murka yang bersemayam di tubuh Mahesa Sura dan Lembu Sura,” ujar Bathara Guru.
Tanpa berpikiran panjang, Subali langsung menyanggupi tawaran menarik tersebut.
“Baik Bathara Guru! Saya bersedia memenuhi syarat itu. Tapi, bagaimana caranya saya bisa melakukannya? Bukankah kedua makhluk kedua orang kakak beradik itu sangat sakti?” tanya Subali.
“Tenang Subali! Kami akan memberimu Aji Pancasona. Tapi dengan syarat pula, kamu harus berjanji untuk mempergunakannya bagi perdamaian di alam ini,” ujar Bathara Guru.
Subali pun berjanji dengan sunguh-sungguh untuk menepati janji tersebut. Setelah menerima ajian pamungkas itu, Subali kemudian mengajak adiknya Sugriwa untuk membantu memerangi Mahesa Sura dan Lembu Sura. Setibanya di mulut Gua Kiskenda, Subali meminta adiknya untuk tetap waspada dan berjaga-jaga di depan mulut gua.
“Adikku, kamu di sini saja! Biar aku saja yang masuk ke dalam gua untuk menghadapi kedua makhluk itu,” ujar Subali.
Setelah itu, Subali segera masuk ke dalam Gua Kiskenda. Tak berapa kemudian, ia sudah kembali membawa Dewi Tara yang dirampas dari tangan Mahesa Sura. Sementara itu, Subali akan menyelesaikan pertarungan dengan kedua penguasa Gua Kiskenda itu. Sebelum kembali masuk ke dalam gua, ia berpesan kepada adiknya.
“Adikku, tolong kamu jaga Dewi Tara di sini! Jika darah yang mengalir keluar dari Gua Kiskenda berwarnah merah, maka akulah memenangi pertarungan itu. Namun, jika darah berwarna putih yang mengalir, maka itu pertanda aku yang kalah. Jika peristiwa yang kedua ini terjadi, maka segeralah kamu menutup gua ini dengan batu besar!” ujar Subali.
Ketika Subali masuk di dalam gua, maka terjadilah pertarungan sengit melawan Mahesa Sura dan Lembu Sura. Meskipun tubuhnya kecil, Subali dapat mengimbangi perlawanan kedua musuhnya yang bertubuh besar itu. Justru dengan tubuhnya yang kecil, ia dapat menghindar dan menyerang dengan gesit. Dengan Aji Pancasona, ia berhasil membinasakan Lembu Sura. Namun, betapa terkejutnya ia ketika melihat Lembu Sura hidup kembali setelah tubuhnya dilangkahi oleh Mahesa Sura. Demikian pula ketika ia berhasil membinasakan Mahesa Sura dan bisa hidup kembali setelah tubuhnya dilangkahi oleh Lembu Sura.
Subali sangat heran dan bingung melihat kesaktian kedua musuhnya. Setelah berpikir keras, akhirnya ia menemukan satu cara untuk menghadapinya yaitu membinasakan mereka secara bersamaan. Dengan cara itu, mereka tidak bisa lagi saling melangkahi satu sama lain. Subali kemudian mengubah tubuhnya menjadi besar sebesar tubuh Mahesa Sura dan Lembu Sura. Pada saat yang tepat, ia memegang tanduk kedua musuhnya lalu membenturkannya. Tak ayal lagi, kepala kedua makhluk tersebut pecah sehingga darah bercampur otak yang berwarna putih mengalir keluar gua.
Saat melihat darah yang berwarna merah bercampur warna putih, Sugriwa yang berada di depan mulut gua mengira saudaranya tewas bersama salah satu dari musuhnya. Dengan cepat, ia menutup mulut gua itu dengan batu besar. Setelah itu, ia segera meninggalkan tempat itu dan membawa Dewi Tara ke Kahyangan. Sesampai di sana, mereka disambut oleh para dewa dengan perasaan suka cita. Para dewa merasa gembira karena Dewi Tara dapat kembali ke Kahyangan dengan selamat. Namun, mereka juga bersedih karena Subali tewas dalam pertarungan itu.
Sugriwa yang berhasil membawa pulang Dewi Tara dianugerahi hadiah yaitu mempersunting bidadari cantik itu. Sebenarnya, Sugriwa merasa berat menerima hadiah tersebut karena merasa bahwa yang lebih berhak menerimanya adalah Subali. Namun, karena yakin kakaknya telah tewas, ia pun bersedia menerima hadiah itu. Tak berapa lama kemudian, pesta perkawinan Sugriwa dan Dewi Tara pun dilangsungkan.
Sementara itu, Subali yang baru saja mengalahkan Mahesa Sura dan Lembu Sura terperanjat ketika melihat pintu Gua Kiskenda tertutup rapat dengan batu besar. Merasa dihianati oleh adiknya, ia langsung naik pitam dan marah kepada Sugriwa. Dengan kesaktiannya, ia menendang batu besar yang menutupi mulut gua hingga hancur berkeping-keping. Setelah itu, ia segera mencari Sugriwa ke Negeri Kahyangan. Sesampainya di sana, ia mendapati Sugriwa sedang bersanding di pelaminan bersama Dewi Tara. Melihat hal itu, Subali semakin geram kepada adiknya.
“Hai, Sugriwa! Dasar Adik tidak tahu diri! Diberi amanat malah berhianat,” tuduh Subali dengan geram.
Baru saja Sugriwa akan menjelaskan kejadian yang sebenarnya, Subali langsung menghajarnya. Sugriwa pun berusaha mempertahankan diri karena merasa dirinya tidak bersalah. Akhirnya, pertarungan sengit antara kedua saudara itu tidak terelakkan lagi. Pertarungan itu tidak akan berakhir sekiranya sang ayah, Resi Gotama, tidak segera melerai mereka. Setelah mendengar penjelasan dari Sugriwa mengenai pemicu terjadinya pertarungan tersebut, Resi Gotama menjadi marah kepada Subali karena telah membuat malu keluarga dan mengaku berdarah putih.
Menurut Resi Gotama, tidak ada manusia di dunia yang berdarah putih. Oleh karena ketakaburannya itu, Subali dikutuk oleh ayahnya sendiri. Kutukan itu disebutkan dalam sabdanya bahwa Subali akan mati oleh kesatria titisan Bathara Wisnu bernama Prabu Rama Wijaya. Kutukan itu kelak terbukti dengan matinya Subali terkena panah sakti Prabu Rama Wijaya. Menurut cerita, sebelum menghembuskan nafas terakhir, Subali sempat mengucapkan terima kasih kepada Rama karena telah membebaskan nafsu amarah yang melekat pada dirinya. Sementara itu, Sugriwa mendapat restu dari Resi Gotama untuk tetap menikah dengan Dewi Tara. Setelah menikah, Sugriwa membangun kerajaan yang diberi nama Pancawati di Gua Kiskenda. (text: *dari berbagai sumber*)

read more

Teknik Industri IST AKPRIND Yogyakarta Gelar Pelatihan K3 2018 'Behaviour Based Safety'



YOGYAKARTA – Sebanyak 79 peserta dari mahasiswa jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta baik Diploma 3 (D3) maupun Strata 1 (S1) dari berbagai angkatan mengikuti pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Industri IST AKPRIND Yogyakarta bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Teknik Manajemen Industri (ISTMI) dibantu  Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) IST AKPRIND Yogyakarta.

Acara pelatihan K3 tersebut berlangsung selama 2 hari yang bertempat di Auditorium IST AKRPIND Yogyakarta, Jumat (6/4/2018). Pelatihan dengan pembicara Ir.Faizal Safa M.SC.,IPM tersebut berlangsung  hingga Sabtu (7/4/2018).  Pelatihan dibuka oleh Ketua Jurusan Teknik Industri IST AKPRIND Yogyakarta Endang Widuri Asih , ST., MT, dan dihadiri oleh Dosen Jurusan Teknik Industri IST AKPRIND Yogyakarta.

“Kegiatan K3 ini bertujuan untuk membekali mahasiswa sebelum terjun di dunia kerja agar mengetahui bahwa perilaku selamat sangatlah penting dan harus diaplikasikan saat berada di dunia kerja,” kata Endang.

Endang menerangkan, pelatihan K3 ini sudah kedua kalinya diselenggarakan di Jurusan Teknik Industri IST AKPRIND Yogyakarta, tahun lalu pelatihan K3 mengangkat tema ‘K3 Guna Meningkatkan Produktivitas Kerja’, Berbeda dengan tahun lalu tahun 2018 ini pelatihan K3 tahun ini bertema Behaviour Based Safety (BBS)

“Hulu daripada kepatuhan adalah perilaku, karena dalam safety yang dibutuhkan hanya kepatuhan, mematuhi apa yang sudah ditetapkan, jadi platform dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah perilaku, dah hal itu sampai saat ini masih jauh dari perilaku keselamatan, sehingga perilaku menjadi dasar utama untuk disosialisasikan” kata Safa.

Safa menerangan bahwa BBS ini harus disosialisasikan, bahkan seseorang yang sudah mendapatkan sosialisasi BBS ini bisa ikut menyosialisasikan kepada orang lain dengan cara mencontohkan perilaku berdasarkan keselamatan, hal itu memang butuh perjalanan yang panjang, tetapi akan lebih panjang jika menunda untuk melakukanya.

Pelatihan K3 bertemakan BBS ini tidak hanya dilakukan di dalam ruangan, pelatihan diawali dengan pengamatan K3 pada CV Karya Hidup Sentosa / QUICK, Jumat (6/4/2018). Selain itu dilakukan praktik memadamkan api menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) oleh semua peserta dan dosen yang mengikuti pelatihan K3, Sabtu (7/4/2018).

Faisal Abdul J salah satu peserta K3 berpendapat bahwa Pelatihan K3 ini sangat menarik karena tidak hanya mendapat materi saja, akan tetapi diajarkan praktik membuat silabus tentang K3 sehingga peserta benar-benar memahami apa yang disampaikan pemateri.

“Pelatihan K3 ini akan diselenggarakan kembali dan dibuka untuk umum tahun depan (2019) dengan tema yang lebih kekinian, mungkin akan membahas tentang K3 era Industri 4.0 yang lebih mengarah ke sumber daya manusia dan berfokus ke cyber system” kata Ketua Jurusan
Foto : Peserta Pelatihan K3 saat praktik pemadaman api menggunakan APAR di Halaman IST AKPRIND Yogyakarta, Sabtu (7/4/2018)





read more

Pasar Kuliner Unik di Kendal, Pasar Karetan namanya.

Hallo sobat bu-share, sudah sangat lama lama lama lama sekali yah Erwin tidak membagikan cerita piknikan Erwin selama ini, aku minta maaf ke kalian semua. 
    Oke kali ini mending Erwin langsung aja berbagi cerita ke kalian, kemarin tepatnya 18 Maret 2018, aku pergi liburan nih dalam rangka undangan dari Generasi Pesona Indonesia Jawa Tengah (GenPI Jateng), jadi undangannya itu berlokasi di Pasar Karetan, Bojo, Kabupaten Kendal. Sebenernya udah lama pingin berkunjung ke Pasar Karetan yang dibuat untuk destinasi digital oleh GenPI Jateng ini, tapi akhirnya kemarin ke sana juga deh karena kebetulan juga ada undangan dari GenPI Jateng untuk memperingati 365 hari terbentuknya GenPI Jateng ini. 
   Langsung aja nih dari awal perjalanan, pertama aku dari Jogja,  kebetulan kuliah di Jogja, aku berangkat tidak sendiri, karena jika sendiri rasanya seperti jomblo haha,  aku berangkat bareng Mas  Yazid Afifudin Abror (Mas Yazid), kami dari Jogja ngga langsung ke Pasar Karetan nih tapi ke Semarang dulu buat istirahat, kebetulan kami istirahat di kos temenku bernama Krisna Nur Sodiq Riyadi yang bisa dipanggil Krisjon haha. Singkat cerita aku dan mas Yazid berangkat minggu pagi-pagi banget jam 06:15, sepanjang perjalanan kami mencari lokasinya menggunakan google maps (wajar tidak tau jalan) sampai di Kawasan Pasar Karetan itu jam 07:15, awalnya aku sempat berfikiran negatif terhadap warga setempat karena saat mengikuti arah google maps itu arahnya ke kiri, tetapi warga setempat bilang ke kanan buat parkir kan kesannya ingin biar kita parkir di lahannya, eh ternyata aku salah, ternyata setelah parkir kita disuruh naik andong / kereta-keretaan dan itu GRATISS, disitu aku merasa kesan pertama yang sangat bagus.


Perjalanan menggunakan odong-odong ini cuma sekitar 5 menit saja, karena emang dekat sih.
setelah sampai langsung nih terasa banget kesan tradisionalnya di pintu masuk pasar Karetan ini, dan kita langsung disambut oleh kakak-kakak yang cantik yang kebetulan Aku kenal nih, 
setelah itu kita harus menukarkan uang kita nih sebelum masuk, karena kalo kamu beli makanan disana pake uang biasa itu tidak bisa sobat, karena jual-beli di pasar Karetan itu pake 'Girik', kaya gini nih bentuknya, 


uang ini harus habis di jajankan ya sobat, karena di luar pasar Karetan uang ini tidak berlaku alias zonk,
setelah dapet girik, langsung nih masuk, behhh hati langsung adem, pikiran langsung fresh dan perut langsung laper, makanan dimana-mana sobat, liat video ini dulu ya :




 udah kebayang kan bingungnya buat milih makanan apa?,

akhirnya aku memutuskan untuk beli nasi kuning Yang Ti (eyang uti) dalam bahasa Indonesia berarti Nenek, di Yang Ti terdapat menu Nasi Kuning dan Nasi sambal nih, harganya ada di papan ya, hehe.


udah makan nih, tapi kok rasanya masih dingin yah, oke, akhirnya jalan jalan dan aku menemukan minuman yang pas, liat video ini dulu ya , namanya Wedang Rempah.




berhubung Wedhang Rempah nya masih panas, mending jalan-jalan dulu sambil nyruput yakan,
kebetulan saat jam 08:30 ada olahraga yoga nih, mending nonton orang yoga dulu deh ya



Pasar Karetan ini juga ada hammock spot, farming zone, permainan tradisional, dan tempat memanah,






 setelah keliling semua tempat dan wedhang rempah sudah habis akhirnya kami lapar kembali dan memutuskan untuk membeli Bakso dengan piring bathok, cek videonya :



waktu itu jam sudah menunjukan pukul 11:00 WIB, wah sudah mulai terasa panas ternyata, mungkin karena setelah makan bakso, so akhirnya kami mencari yang jual minuman tradisional nih, dan akhirnya kami menemukan es Cendol dengan harga 7,5 girik per gelas. Akhirnya perut sudah full, tapi kami masih punya 15 girik, tidak pikir panjang kami membeli kerajinan tangan yang di jual di pasar tersebut, kerajinannya lucu dan murah loh sobat,


Waktu menunjukan pukul 11:45, karena pasar Karetan berakhir jam 12:00 WIB, maka kami memutuskan untuk pulang dengan keadaan perut kenyang, pikiran fresh, dan membawa sebuah mainan lucu. Saat pulang odong-odong sudah ready mengantarkan kami kembali ke parkiran.



oke sobat Bu-share segitu saja Erwin membagikan pengalaman ke sobat semua, tunggu saja cerita aku selanjutnya, mudah-mudahan ngga males buat nulis dan bisa share sedikit cerita saat aku travelling, bye.




read more

Pantai Karang Bandung, Nusakambangan, Cilacap (surganya batu Akik)

Hai sobat bu-share, saya harap kabar kalian yang membaca artikel ini "baik"
 karena kali ini akan mengulas spot traveling pantai dengan sensasi tracking yang menyenangkan.

Wah dimana yah ?
jika bertanya dimana, mimim bakal kasih tau nih, nama pantainya adalah


Pantai Karang Bandung, Nusakambangan, Cilacap 

wah denger nama Pulau Nusakambangan lagi nih, tempat apa sih itu?
eitsss, kali ini akan membahas langsung keindahan pantainya yah, jadi langsung aja mimin kasih pict nya :









Gimana sobat pendapatnya, bagus kan?
mimin cerita sedikit nih, boleh ya?
Sebenarnya batu batu di pantai ini tidak semuanya batu biasa, karena sebenarnya banyak sekali batu akik di sini, seperti pancawarna, dan yang lainnya, saat itu team adventure kami "Blast Blue Adventure" memutuskan untuk Open Trip pertama kalinya dan tidak disangka ada 65 total semuanya yang ikut pergi ke sana, mimin tanya satu persatu kepada mereka kenapa alasannya ikut trip ini, inilah macam-macam jawaban mereka :
  1. Mencari batu akik 
  2. Melihat pantai pribadi
  3. Menikmati tracking kurang lebih 1,5 jam 
  4. Berduaan dengan pasangan
Itulah alasan mereka, dan hampir 50 % ingin mencari batu akik,

Mungkin sobat sekalian ingin pergi ke sana, dan tidak tau bagaimana caranya, nih mimin kasih tau 



  • Kalian harus ke kota Cilacap, ingat HARUS ke kota ini, karena itu cara satu-satunya. tapi ada cara ke 2, yaitu naik prau dari Australia langsung saja menuju Pulau Nusakambangan, itu jika kalian ingin ditembak oleh anak buah Ibu Susi yah :D 
  • Pergi ke pantai Teluk Penyu, satu-satunya pantai yang terdekat dengan Alun-alun kota Cilacap 

  • Carilah prau di sekitar area pantai, tetapi usahakan cari prau di daerah Areal 70

  • Kalo soal harga penyeberangan jangan khawatir, karena harga terjangkau, biasanya si tukang prau memberikan harga 20k-30k/orang, padahal harga nya 10k saja untuk minimal 5 orang atau lebih, jadi kalian harus pintar dalam negosiasi sobat, 






  


Asik loh naik praunya, insyaallah aman tanpa pelampung, tapi baiknya sih pakai,


  • Setelah sampai di Pinggiran pulau, kalian harus tanya ke tukang prau untuk rute yang di lewati,
  • Berhati hatilah dengan sipir, mereka pemungut uang ilegal dengan tarif 100 k/orang, laporkan saja ke pihak berwenang, 
  • Tracking selama 1,5 jam dengan melewati hutan dan sungai kecil yang masih alami, usahakan pakai sepatu/sandal tracking

Itulah cara menuju Pantai Karang Bandung, jika masih kesulitan dan ingin perjalanan yang aman hubungi saja 085747942221 (Admin Erwin)

ingn lihat pantai Nusakambangan yang lainnya klik  Pantai Kalipat, Nusakambangan 



read more

Pantai Kalipat, Nusakambangan, Cilacap (serasa pantai pribadi)

Hai Guys, kali ini Bu-Share akan memberikan hal yang berbeda,
hal yang satu ini berkaitan dengan hobi admin nih, mungkin hoby kebanyakan orang juga

karena yang akan di bahas adalah tentang Traveling.

Dan yang akan di share adalah pengalaman admin sendiri, jadi ini nyata yah.
Langsung aja ke spot pertama yang akan di bahas di categori Traveling



Pantai Kalipat, Nusakambangan, Cilacap

Wah pasti belum ada yang pernah dengar deh, Orang se Indonesia mungkin tau jika Pulau Nusakambangan ini adalah pulau untuk Eksekusi terpidana mati se-Indonesia, yang pastinya angker ya, hii serem ....
Eitss  tunggu dulu, yang di bahas bukan yang horor nya nih, tapi keindahannya yang luar biasa loh
langsung aja nih admin kasih pict nya : 





                                                                           










Gimana sobat, sudah percaya kan keindahan pantai yang satu ini,
admin jamin tidak akan menyesal jika ke pantai ini, karena hampir tidak ada yang mengunjungi Pantai Pribadi yang akan membuat sobat semuanya merasakan indahnya pulau eksekusi ini.

Cara menuju pantai Kalipat :
1. menyebrang ke Pulau Nusakambangan menggunakan prau dari Pantai Teluk Penyu Cilacap
    dengan harga Rp 15.000 (lebih dari 5 orang) / nego di tempat dengan tukang prau di sana
2. berjalan ke pantai kalipat kurang lebih 1 jam , tetapi tidak ada petunjuk jalan satupun untuk menuju     ke sana
3. berhati-hatilah dengan sipir yang menarik uang, karna itu adalah penipuan.

Jika ada yang berminat pergi ke sana dengan tenang dan nyaman, hubungi saya saja,
085747942221 (Admin Erwin)


ini nih pantai di Nusakambangan yang julukannya  Pantai Surganya Batu Akik

read more
 

free counters

Followers Bu-Share

Jam Sekarang
Tanggal
Salam Sapa :
Status Admin : Online*
User : User Online